CEO Twitter Dick Costolo telah mengeluarkan statemennya untuk mengklarifikasi masalah kebijaksanaan baru perusahaan tersebut. Kebijakan pensensoran. Distatemennya tersebut, Dick mengklaim bahwa mereka tidak memiliki pilihan lain selain memperkenalkan beberapa batasan di negara-negara tertentu.


Kebijakan ini, yang telah diterima oleh pemerintah Thailand dan menerima pujian dari pemerintah Cina, telah menyebabkan kontroversi diantara para user yang menuduh bahwa perusahaan itu tunduk pada 'sensor'.
Tidak ada yang berubah dari pendirian kami atau sikap atau kebijakan yang berkaitan dengan konten di Twitter. Saat kami menerima satu [ perintah pemberhentian ] kami ingin meninggalkan kontennya sesuai dengan apa yang banyak orang inginkan dengan tetap berpegang terhadap hukum setempat.
Costolo membela kebijakan tersebut dengan mengatakan bahwa perusahaannya, seperti perusahaan lainnya,  wajib mengikuti hukum setempat:
Ini bukanlah suatu hal yang mudah dimana kau beroprasi disuatu negara dan memilih undang-undang mana yang ingin kau ikuti.